Langkah Disdik Sumedang : Transformasi Pendidikan di Sumedang Usai Gempa Bumi

Langkah Disdik Sumedang : Transformasi Pendidikan di Sumedang Usai Gempa Bumi
Langkah Disdik Sumedang : Transformasi Pendidikan di Sumedang Usai Gempa Bumi (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Langkah Disdik Sumedang : Transformasi Pendidikan di Sumedang Usai Gempa Bumi.

Peristiwa gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang menimbulkan kerusakan pada sejumlah rumah tinggal, bangunan sekolah, dan infrastruktur lainnya.

Dalam menghadapi kondisi ini, Wakil Kepala Sekolah Humas SMAN 1 Sumedang, M. Gofur Rohim, menyampaikan bahwa proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sementara waktu dilaksanakan secara daring. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap potensi gempa susulan yang dapat terjadi selama pelaksanaan KBM.

Baca Juga:1000 Hektar Sawah di Sumedang Akan Dapat Asuransi Usaha Tani Padi Tahun 2024Anggaran Hibah Keagamaan Rp14 Miliar Disiapkan Pemkab Sumedang Pada 2024

Gofur Rohim menjelaskan bahwa sejak awal masuk sekolah, pihaknya telah mengajukan izin kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VIII Jawa Barat. Pemberlakuan KBM secara daring diharapkan dapat memberikan keamanan bagi siswa dan tenaga pendidik, mengingat potensi risiko gempa susulan.

“Saat awal masuk sekolah, kita mengajukan izin kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan KCD Wilayah VIII Jawa Barat bahwa kita akan melaksanakan KBM secara daring,” ungkap Gofur Rohim.

Meskipun pelaksanaan KBM dilakukan secara daring, setelah satu minggu berlalu, pada semester genap, sekolah kembali menerapkan KBM tatap muka. Namun, perlu dicatat bahwa jam KBM dikurangi dari 40 menit menjadi 35 menit, sehingga siswa pulang lebih awal. Hal ini merupakan bentuk upaya antisipasi dan kekhawatiran terhadap potensi bencana gempa susulan.

“Jadi, siswa pulang lebih awal. Itu, sebagai bentuk aktivitas antisipasi dan kekhawatiran kita barangkali jaga-jaga kembali bencana susulan,” jelasnya.

Gofur Rohim menyampaikan bahwa hasil asesmen dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa kerusakan akibat gempa termasuk dalam kategori ringan. Namun, untuk hal-hal yang mendesak dan penting, seperti perbaikan genteng, pihak sekolah masih menunggu bantuan dari PUPR.

“Kalau hasil asesmen dari PUPR yang mereka sampaikan pada kami, bahwa semuanya termasuk rusak ringan, rusak ringan sementara untuk hal-hal yang mungkin sifatnya mendesak penting, seperti genteng yang mungkin itu harus segera kita antisipasi dan dilakukan lebih awal,” ucapnya.

Gofur Rohim berharap agar pelaksanaan KBM dapat berjalan aman dan nyaman, serta siswa dan tenaga pendidik dapat beraktivitas seperti biasanya. Dia juga mengekspresikan harapannya terhadap segera terealisasinya perbaikan ruangan yang terdampak gempa.

0 Komentar