Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming

Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming
Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming
0 Komentar

Warga di kelurahan Padjajaran tak lagi harus membeli bumbu dapur, seperti cabai, tomat dan bawang, karena bisa dipanen langsung dari Buruan Sae. Selain itu, warga juga dapat menikmati hasil panen dari sayuran dan buah-buahan segar setiap saat tanpa harus membeli.

Tak berhenti di situ, warga juga aktif mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran menjadi beragam produk UMKM, seperti produk Bunga Telang dan Kopi Pot. Dari bunga telang saja bisa dihasilkan empat jenis produk, termasuk minuman segar.

Begitu juga dengan produk kopinya, bahan baku yang digunakan juga biji kopi yang dipanen dari urban farming di Padjajaran tersebut. 

Baca Juga:Makin Lengkap! BRImo Hadirkan Fitur Investasi EmasTingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat, AgenBRILink Ini Jadi Penyalur Kredit Ultra Mikro

Di samping, Minuman Segar Bunga Telang dan Kopi Pot, UMKM di Kelurahan Padjajaran kini punya produk andalan, yakni Wedang Jahe Merah yang bahan bakunya juga dipanen dari kebun urban farming di sana. 

“Minuman herbal tersebut amat laku di pasaran, karena banyak peminatnya. Bahkan, dengan berjualan Wedang Jahe Merah secara online, pembelinya sudah cukup banyak dan konsisten. Dalam sekali produksi, kami mampu membuat wedang jahe merah dalam kemasan 20-25 botol kemasan 250ml. Mengingat bahan bakunya terbatas, kami menjualnya berdasarkan pesanan,” ungkap anggota Kelompok Wanita Padjajaran Lestari, Devi Setiawati. 

Di kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan bahwa BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.

Program BRInita menjadi salah satu komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota, dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.

“Program ini tidak hanya dilakukan di satu titik saja, tetapi di 21 titik di seluruh Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini dapat terus berjalan secara kontinyu sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat,” tegas Catur.

0 Komentar