sumedangekspres – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), mengalami erupsi kembali sebanyak tiga kali pada Selasa pagi. Erupsi pertama terjadi pada waktu yang tidak dapat diamati karena tertutup kabut. Erupsi kedua terjadi pada pukul 05.20 WIB dan juga tidak terlihat secara visual. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, mengatakan, “Erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali terjadi pada pukul 06.01 WIB, namun visual letusan tidak teramati karena kondisi kabut.
Dari laporan petugas, pengamatan kegempaan Gunung Semeru selama 24 jam pada Senin (22/7) mencatat aktivitas sebagai berikut:
Baca Juga:Pengunduran diri Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dari Pencalonan PresidenSinopsis Film The Humanity Bureau Menceritakan Tentang Noah Kross
- Gempa letusan atau erupsi tercatat sebanyak 46 kali, dengan rentang amplitudo 11-23 mm dan durasi 45-127 detik.– Gempa guguran tercatat sebanyak 45 kali, dengan amplitudo 1-8 mm dan durasi 29-110 detik.– Gempa hembusan tercatat sebanyak 20 kali, dengan amplitudo 2-7 mm dan durasi 25-80 detik.– Gempa tektonik jauh tercatat sebanyak lima kali, dengan amplitudo 5-22 mm, S-P 12-18 detik, dan durasi 29-47 detik
Gunung Semeru saat ini berstatus Waspada atau Level II, setelah turun dari status Siaga atau Level III sejak tanggal 15 Juli 2024 pukul 15.00 WIB, berdasarkan evaluasi dan analisis dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Dalam konteks ini, PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat:
1. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor Tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam jarak sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).2. Di luar jarak 8 km dari puncak, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi Sungai (sempadan Sungai) sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terdampak oleh perluasan awan panas dan aliran lahar, yang bisa mencapai jarak 13 km dari puncak.3. Masyarakat tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).4. Perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran Sungai atau Lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta pada Sungai-sungai kecil yang merupakan anak Sungai dari Besuk Kobokan.