Tragedi Sumur Limbah di Cimanggung: Tiga Pekerja Tewas Akibat Gas Beracun

Kantor SAR Bandung langsung mengirimkan tim penyelamat dalam musibah tiga pekerja PT Adira Semesta Industri di
Kantor SAR Bandung langsung mengirimkan tim penyelamat dalam musibah tiga pekerja PT Adira Semesta Industri di Sindanggalih
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Tiga pekerja tewas dalam insiden tragis di sumur limbah PT Adira Semesta Industri, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Para korban diduga terpapar gas hidrogen sulfida (H₂S), zat beracun yang dapat berakibat fatal dalam hitungan menit.

Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian, mengungkapkan bahwa kadar gas H₂S di lokasi mencapai 100 ppm, level yang tergolong Immediately Dangerous to Life or Health (IDLH) atau langsung membahayakan nyawa dan kesehatan.

“Gas ini dapat menyebabkan kelumpuhan saraf pusat, sesak napas, pembengkakan paru-paru, serta merusak saluran pernapasan. Dalam konsentrasi tinggi, efeknya bisa fatal dalam waktu singkat,” jelasnya.

Baca Juga:Persolan Banjir, Satpol PP Sumedang Hentikan Proyek Perumahan dan Lakukan Pengecekan IzinWabup Hadir di Dinas Peternakan dan Perikanan Sumedang. Ada Apa?

Gas hidrogen sulfida dikenal dengan bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah. Namun, gas ini memiliki efek yang berbahaya, yaitu dapat menumpulkan fungsi penciuman, sehingga korban tidak menyadari keberadaannya hingga sudah terlambat.

Evakuasi Berisiko Tinggi

Proses evakuasi yang dilakukan tim SAR berlangsung dengan penuh risiko. Gas H₂S yang lebih berat dari udara bisa bertahan lama di sumur, sehingga membahayakan siapa pun yang berada di sekitarnya. Oleh karena itu, tim penyelamat menggunakan peralatan khusus untuk menghindari paparan.

Pihak perusahaan PT Adira Semesta Industri melalui perwakilannya, Andrisnsyah, membenarkan adanya kecelakaan kerja di area pembuangan limbah cair. “Ketiga korban telah dievakuasi oleh tim SAR gabungan dan dilakukan visum di Rumah Sakit Sartika Asih Bandung,” ujarnya.

Kronologi Kejadian

Peristiwa ini bermula ketika para korban tengah memperbaiki pompa di dalam sumur limbah berukuran 1×2 meter dengan kedalaman 4 meter. Saat pekerjaan selesai, tiba-tiba muncul limbah cair yang diduga berasal dari pipa.

Korban pertama, Gaos, diduga pingsan setelah menghirup gas beracun. Melihat rekannya terjatuh, Widodo berusaha menolong, tetapi turut menjadi korban. Aji, yang juga mencoba memberikan bantuan, mengalami nasib serupa.

Ketiga korban akhirnya ditemukan meninggal dunia di dalam sumur tersebut. Insiden ini kembali menegaskan pentingnya penerapan protokol keselamatan di lingkungan industri, terutama dalam menangani limbah beracun. Pihak berwenang kini tengah melakukan investigasi lebih lanjut guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. (kos)

0 Komentar