Pemulasaraan Jenazah Covid Berbayar. Satgas: Harusnya Itu Dicover dari BTT

Pemulasaraan Jenazah Covid Berbayar. Satgas: Harusnya Itu Dicover dari BTT
FOTO:ILUSTRASI/NET
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM  – Kejadian memprihatinkan baru saja terjadi kepada salah satu keluarga dari staf non ASN Diskominfosanditik yang baru baru ini dinyatakan meninggal dunia dan terpapar Covid-19.

Pihak keluarga mengeluh karena pada saat pemakaman, dirinya dimintai uang untuk biaya pemulasaraan oleh oknum yang diduga tim satgas Covid-19 Kelurahan Talun.

Kepala Diskominfosanditik sekaligus Ketua Bidang Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumedang, Iwa Kuswaeri membenarkan adanya kejadian tersebut.

Baca Juga:Hindari Penyebaran, Ratusan Botol Miras Disita Polisi200 Warga Ikuti Kegiatan Gebyar Vaksinasi

“Iya betul, staf kami ada yang meninggal kemarin. Setelah dimakamkan di Talun, pihak keluarga katanya dimintai uang untuk bayar biaya penggalian,” ujarnya saat dikonfirmasi Sumeks, belum lama ini.

Iwa juga menjelaskan, setelah dimintai uang tersebut, keluarga korban mendatangi kantor Diskominfosanditik meminta bantuan sejumlah uang untuk membayar pemakaman itu.

“Informasi yang didapat biayanya Rp 3 juta. Karena tidak punya uang, minta bantuan ke dinas. Lalu semua staf patungan, dan terkumpul uang Rp 2.250.000,” paparnya.

Sementara itu, Iwa juga menyayangkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, untuk biaya pemakaman pasien Covid-19 dapat menggunakan anggaran refocusing dari Dana Desa (DD) yang 8%. Sedangkan untuk kelurahan, dapat menggunakan Biaya Tidak Terduga (BTT).

“Saya menyayangkan adanya kejadian itu. Di desa itu sudah jelas dan tidak pernah ada yang meminta. Ini kan kejadiannya di kelurahan,” tuturnya.

Diketahui, staf nonton ASN yang meninggal tersebut berinisial JN berusia sekitar 45 tahun. Dan kini jenazahnya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Talun.

“Sudah dimakamkan di Talun, karena keluarganya ada disana,” sebutnya. (red)

0 Komentar