Jasa Antar Bansos Dilakukan Guna Menghindari Kerumunan Warga

Jasa Antar Bansos Dilakukan Guna Menghindari Kerumunan Warga
Sejumlah warga Dusun Cimanglid Desa Sukamaju Kecamatan Rancakalong sebelumnya dimintai tanda tangan kesepakatan untuk jasa antar (ojek) bansos demi menghindari terjadinya kerumunan. (Foto: ISTIMEWA)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Permasalahan pembagian bansos di Dusun Cimanglid Desa Sukamaju Kecamatan Rancakalong yang sempat ramai diperbincangkan warga, dianggap telah menyudutkan salah satu kelompok masyarakat setempat.

Diketahui, sebelumnya beredar informasi jika adanya pungutan biaya terhadap penerima manfaat senilai Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Sehingga warga yang keberatan akhirnya mengadu kepada media.

Salah seorang tokoh masyarakat Rancakalong, Utep Sunarya mengklarifikasi terkait kejadian yang sebenarnya. Menurutnya, apa yang terjadi sebenarnya tidak sesuai dengan yang dibicarakan orang tersebut.

Baca Juga:Promosikan Kopi Lokal Sumedang di Paragliding Trip Of Indonesia Seri IKondom Akui Dirinya Telah Membobol Alfamart Rancakalong

“Jadi dia berbicara itu belum paham yang sebetulnya terjadi. Justru yang sebenarnya terjadi, warga yang membantu itu memberikan jasa ngojek kepada penerima manfaat. Dan itu sudah ada kesepakatan dulu sebelumnya dari warga, karena kami tidak mau mengambil keputusan sendiri,” ujarnya kepada Sumeks.

Utep juga menjelaskan, program ngojek tersebut dilakukan karena demi menghindari adanya kerumunan sekaligus membantu program pemerintah dalam menekan angka kasus Covid-19.

“Kami juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Dan semuanya mendukung selama tidak memberatkan masyarakat. Yang mengusulkan ada program ini juga masyarakat, makanya saya juga heran kenapa bisa terjadi seperti itu. Padahal ojek yang sekarang hanya bawa barangnya saja, kalau dulu barang sama orangnya,” paparnya.

Oleh sebab itu, Utep pun mencoba untuk mengklarifikasi kepada salah satu warga yang mengaku keberatan dengan adanya program tersebut.

“Saya coba tabayun dan menjelaskan terkait program itu. Dan akhirnya dia paham sekaligus dia juga meminta maaf kepada saya dan rekan-rekan,” terangnya.

Sementara itu, lanjut Utep, adapun ongkos yang dikenakan dirinya mengaku tidak pernah menarif dengan harga tinggi. Melainkan dengan harga yang wajar sesuai dengan jarak tempuh ke rumah penerima manfaat.

“Kita yang wajar saja dalam memberikan tarif. Terus, lingkupnya juga hanya di Desa kami saja, tidak sampai ke luar desa lain,” ungkapnya.

Baca Juga:Rehabilitasi Coki Pardede Tergantung Asesmen BNNPutra Ahok Dituding Menganiaya Seorang Selebgram

Dengan demikian, Utep berharap masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh Informasi yang belum tentu kebenarannya.

“Karena di lapangan juga tidak ada masalah, buktinya warga yang lain tidak keberatan. Justru mereka mengaku terbantu dengan adanya program seperti ini,” tuturnya. (red)

0 Komentar