sumedangekspres – Ramadhan disebut juga sebagai syahrur rahmah atau bulan rahmat ungkap Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), KH Mahbub Maafi. Menurutnya, di bulan suci Ramadhan ini Allah menurunkan Al-quran kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan petunjuk bagi umat Islam.
“Risalah ini dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat untuk seluruh semesta, untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia. Itu adalah rahmat yang luar biasa yang patut kita syukuri,” ujar Kiai Mahbub dikutip dari Republika
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa begitu banyak bentuk kasih sayang Allah yang diberikan di bulan Ramadhan kepada hamba-Nya. Hal itu dibuktikan seperti dengan dibukanya pintu-pintu surga sebagai pintu ampunan Allah yang terbuka lebar, dan banyak amalan-amalan yang lebih besar pahalanya pada bulan puasa.
Baca Juga:Hukum Memakai Lipstik saat Puasa, Kaum Hawa Perlu Tahu!Doa Pendek Yang Dianjurkan Dibaca Selama Ramadhan
“Misalnya bersedakah pahalanya lebih besar dibandingkan pada bulan-bulan lain, begitu juga membaca Alquran. Jadi, pahalanya pun ditingkatkan dibandingkan bulan-bulan yang lain,” kata Kiai Mahbub.
Dari hal tersebut, ia mengunhkapkan bahwa seharusnya ramadhan adalah momen yang tepat untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang. Dalam sebuah hadits juga disebutkan,
“Irhamu man fil ardli yarhamkum man fis sama”.
Artinya, “Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR Abu Dawud dan Timidzi).
Pada bulan ramadhan, umat Islam sebenarnya juga diajarkan untuk meningkatkan kasih sayang. Saat berpuasa, menurut Kiai Mahdub, umat Islam harus menahan syahwat perut mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Dengan begitu, kita diharapkan bisa merasakan apabyang dirasakan oleh orang lain dan hal tersebut bisa menumbuhkan jiwa kasih sayang terhadap orang sekitar yang kurang beruntung. Kasih sayang kepada tersebutlah menjadi benih awal untuk kita bersimpati dan berempati dalam bentuk berbagi rezeki kepada sesama.
“Diharapkan dari sini kita bisa merasakan penderitaan orang-orang yang lemah. Dari sini, kemudian muncul kasih sayang kita kepada pihak-pihak yang lemah. Itu bagian dari hikmah Allah SWT mewajibkan kita untuk melakukan ibadah puasa,” papar Kiai Mahbub.