Mari Sukseskan Tahapan Pemilu Dengan Hati Tenang dan Senang

Mari Sukseskan Tahapan Pemilu Dengan Hati Tenang dan Senang
Dodi Partawijaya MPd, Ketua PDPM Sumedang dan Wakil Ketua DPD KNPI Sumedang (ist)
0 Komentar

 

Manusia sarat dengan kepentingan, dan tanpa kecuali tidak luput dari godaan dan/atau pengaruh. Maka, melibatkan hati sebagai sesuatu yang bisa dipandang sebagai piranti, penting dihadirkan untuk memengaruhi dan sebagai pengendali tanpa kecuali sebagai penggerak.

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) telah menetapkan Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum. Dari Peraturan DKPP ini, berdasarkan hasil pemahaman dan perenungan, saya menemukan hal menarik dan memiliki relevansi dengan substansi tulisan, khususnya terkait ‘hati’.

Jika merujuk pada Peraturan DKPP tersebut, ada dua hal penting yang harus dimiliki oleh penyelenggara pemilu dalam penyelenggaraan pemilu atau dalam menyukseskan seluruh tahapan. Dua hal tersebut, dan harus menjadi ‘sayap untuk terbang’ adalah ‘integritas’ dan ‘profesionalitas’. Kedua sayap ini, harus mampu dikepakkan dengan baik.

Baca Juga:Jabar Tuan Rumah Rakernis KI se- Indonesia Ridwan Kamil: Mari Berinovasi untuk DemokrasiSMPN 2 Situraja Kebakaran, Pembangunan Kelas Jadi Prioritas

Dalam Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tersebut, jika mencermati apa yang dimaknai sebagai integritas—antara lain: jujur; adil; mandiri; dan akuntabel—maka semua ini mekanisme kerjanya banyak bersentuhan dengan dimensi ‘hati’. Sedangkan untuk ‘profesionalitas’ yang bagian-bagiannya dijelaskan secara detail pula, yang pada dasarnya seluruhnya adalah bagian dari prinsip penyelenggaraan pemilu, bisa dipahami bahwa mekanisme kerjanya lebih banyak bersentuhan dengan ‘otak’. Jadi profesionalitas mampu terwujud ketika kedahsyatan otak berfungsi dengan baik. Dan ternyata sebagaimana dijelaskan oleh DePorter & Hernacki dalam skemanya, Hati memiliki korelasi positif dengan kedahsyatan fungsi otak.

Jahn dan Dunne dari risetnya berhasil menemukan dan menyimpulkan, bahwa niat dari pikiran manusia [bisa pula disebut hati] mampu memengaruhi mekanisme kerja mesin elektronik. Artinya apa? jika mesin elektronik saja bisa dipengaruhi oleh niat, pikiran, dan/atau hati kita, berarti tahapan pemilu pun, kesuksesannya bisa dipengaruhi oleh ‘hati’.

Beberapa pandangan pakar psikologi pun, salah satuny Dedy Susanto, bisa diinterpretasi ulang bahwa antara psikis dan fisik manusia, memang memiliki relasi hierarkis, di mana dimensi fisik bisa dipengaruhi oleh dimensi psikis. Terkait ini, bisa pula dipahami dengan baik dari Buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu.

0 Komentar