Sekilas mitos dan sejarah Gunung Tampomas, cerita rakyat Jawa Barat, legenda Gunung Tampomas salah satunya tentang keberadaan makam di puncak gunung juga disebut sebut berasal dari orang pertama yang menginjakan kaki di gunung itu.
Adalah Prabu Sokawayana (putra Prabu Guru Haji Adji Putih) kedua, atau adik kandung Prabu Tadjimalela. Perjalanannya ke gunung tersebut kemudian mendirikan Medang Kahiyangan atau tempat ngahiyang atau tilem.
Cerita rakyat Jawa Barat, legenda Gunung Tampomas lainnya bermula pada zaman dahulu kata, ketika Gunung Gede sedang aktif pertanda akan meletus. Saat itu, keluar suara bergemuruh dari dalam gunung dan asap tebal.
Baca Juga:Sejarah Sumedang Tembong Agung Sebelum Sumedang LarangSejarah Sumedang Dayeuh Luhur, Pusat Pemerintahan ?
Kondisi tersebut membuat masyarakat Sumedang ketakutan. Melihat keresahan masyarakatnya, Bupati Sumedang yang disebut sebut pangeran pada saat itu, kemudian bersemedi mencari petunjuk.
Hingga suatu malam dia bermimpi agar melemparkan benda pusaka emas yang menjadi miliknya ke dalam kawah agar gemuruh gunung Gede berhenti. Setelah yakin dengan petunjuk itu, sang pangeran kemudian berangkat ke kawah gunung Gede (Tampomas) bersama beberapa warga.
Sesampainya di puncak gunung, dia kemudian melempar senjata pusaka ke tengah kawah. Hingga kini, sebutan Tampomas diartikan sebagai tanpa pusaka emas, gunung tersebut akan meletus.
Sejak peristiwa itu, gunung tersebut tak lagi mengeluarkan suara gemuruh. Bahkan, hingga kini gunung tersebut cenderung sangat tenang dan dikeramatkan oleh banyak pihak.
Gunung Tampomas disebut-sebut dalam Naskah Bujangga Manik sebagai Gunung Tompo Omas (Gunung Tampah Emas) di wilayah Mĕdang Kahiangan (Sumedang). Naskah Bujangga Manik ini kemungkinan ditulis pada akhir abad-15.
Mitos Gunung Tampomas Sumedang.