Potret Kehidupan Ma Uat di Cikole

Potret Kehidupan Ma Uat di Cikole
Di sela-sela istirahatnya sambil duduk di pinggir jalan, Ma Uat mengatakan kepada Sumeks bahwa dia mulai menekuni jualan lauk-pauk dan kerupuk keliling sejak suaminya meninggal dunia pada tahun 2005
0 Komentar

sumedang, CIMALAKA – Biasanya, usia senja diidentikan dengan pensiun. Di usia tua, sebagian besar orang menikmati kehidupan dari hasil kerja keras, atau menabung di usia muda.

Akan tetapi, hal itu sangat kontras dengan kehidupan Ma Uat. Seorang perempuan lansia yang genap berusia 80 tahun di bulan Februari ini.

Ma Uat adalah warga Dusun Cibunut, Desa Cikole, kecamatan Cimalaka. Di usia senja ini, ia masih semangat menjajakan dagangannya berupa lauk pauk dan kerupuk. Setiap hari dari pagi hingga petang, ia berjalan kaki dari kampung ke kampung.

Baca Juga:Kabel Gardu Dicuri, Satu Kecamatan PadamProgram Jum’at Curhat Kapolres Sumedang

Di sela-sela istirahatnya sambil duduk di pinggir jalan, Ma Uat mengatakan kepada Sumeks bahwa dia mulai menekuni jualan lauk-pauk dan kerupuk keliling sejak suaminya meninggal dunia pada tahun 2005. Peristiwa nahas itu membuatnya harus mencari nafkah dan memenuhi kehidupanya.

Sementara itu, kelima anaknya tinggal jauh dari kediamannya. Sehingga kini, ia hidup sebatang kara.

Dia juga mengatakan, sesekali anaknya mengiriminya uang untuk keperluan sehari-hari. Walau demikian, nominal itu tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup yang mendesak.

“Biarlah hidup ini emak jalani dengan berjuang sendiri, karena emak yakin, rezeki itu sudah ada yang mengatur tanpa harus mengemis kepada orang lain,” ucap ma Uat.

Semangat terus Ma Uat, semoga emak selalu sehat dan yang kuasa memudahkan rezeki emak. Itulah do’a yang bisa kami panjatkan untuk sosok inspiratif, ma Uat. (ahm)

0 Komentar