Pada saat itu, Kartika diundang untuk tampil dalam pertunjukan Islami di penjara, dan Dodo berusaha untuk menyelundupkannya masuk ke dalam sel, sesuai dengan keinginannya. Namun, ketika rencana tersebut terbongkar, Dodo dipindahkan ke sel terpencil, sementara Kartika dikirim ke panti asuhan. Setelah menyelamatkan seorang narapidana saat terjadi kebakaran, Hendro akhirnya berdamai dengan Dodo dan melihat kepolosan dan ketulusannya dalam pengakuannya.
Hendro memutuskan untuk mengembalikan Dodo ke sel nomor tujuh dan memberikan izin kepada Kartika untuk tinggal bersama Dodo dan istrinya di luar jam kunjungan.
Beberapa bulan kemudian, setelah mengumpulkan beberapa bukti yang meyakinkan, Hendro mengajukan banding. Namun, saat itu ayah Melati, William, kembali sebagai gubernur dan menerapkan hukuman yang lebih keras terhadap kekerasan terhadap anak-anak, yang membuat peluang Dodo untuk dibebaskan semakin kecil.
Baca Juga:Cara Login Telegram 2 Akun Pada 1 HP AndroidDownload Video MP 4 TikTok Tanpa Watermark Kualitas HD, Bisa MP3 Juga
Setelah mendengar kronologi peristiwa menurut versi Dodo, Japra dan teman-temannya merencanakan pernyataan yang bisa Dodo ucapkan di pengadilan
Pengacara Dodo, Ruslan, memaksa Dodo untuk mengaku bahwa dia telah membunuh Melati atau hidup Kartika akan terancam.
Pada hari persidangan, William mendekati Dodo dan merobek naskahnya. Karena “pengakuan” Dodo, dia dijadwalkan untuk dihukum mati.
Dengan berat hati, narapidana dan petugas penjara mengucapkan selamat tinggal dan mengantarnya. Lambat laun, Kartika menyadari apa yang sedang terjadi dan menangis karena ayahnya tidak terlihat lagi.
Pada tahun 2019, Kartika yang sudah dewasa mengajak Japra dan teman-temannya yang telah bebas untuk menghadiri persidangan terakhir Dodo, karena dia sekarang menjadi seorang pengacara.
Setelah menceritakan versi ceritanya dan didukung oleh kesaksian Hendro, dia menangis sambil menegaskan adanya lebih banyak bukti, terutama bahwa hasil autopsi Melati tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan fisik atau seksual.
Dia juga mengemukakan argumen bahwa banyak penyandang disabilitas yang mengalami penderitaan serupa dengan ayahnya. Pada akhirnya, Dodo dinyatakan tidak bersalah.