Ratusan Sapi Terpapar Penyakit, Membuat Cemas Peternak Sapi

Ratusan Sapi Terpapar Penyakit, Membuat Cemas Peternak Sapi
Ratusan Sapi Terpapar Penyakit, Membuat Cemas Peternak Sapi (Istimewa)
0 Komentar

Sumedangekspres – Merebaknya penyakit lumpy skin disease (LSD) yang terjadi beberapa bulan terakhir, membuat cemas para peternak sapi, termasuk di Sumedang. Sementara di Sumedang sendiri, sapi yang terpapar LSD mencapai 150 ekor yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Namun kendati demikian, pemerintah daerah Kabupaten Sumedang melalui dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) mengimbau masyarakat untuk tidak resah dengan keadaan itu. Lantaran sapi-sapi yang terpapar, kini sudah dalam kondisi sehat dan siap untuk dijadikan hewan kurban.

“Ada 150 kasus positif LSD yang terjadi pada sapi. Dari dari 150 itu, 144 ekor sudah sembuh dan siap dijadikan hewan kurban,” kata Kepala UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Sumedang, drh Lia Indrawati saat ditemui Sumeks di ruang kerjanya, Rabu (21/6).

Baca Juga:Jalan Rusak Hambat Ekonomi Warga: Pengendara Melintasi Jalan Rusak Untuk Sampai ke Pasar Menjual Hasil PertanianJelang Idul Adha Harga Sayuran Normal

Selebihnya, tiga ekor masih dalam kondisi masih terpapar, dua ekor sudah dipotong dan dikonsumsi serta satu ekor lainnya mati. Dikatakan, LSD tidak menular ke manusia, namun penyakit yang baru itu, hanya menular dari sapi ke sapi, atau dari sapi kerbau.

“LSD ditularkan melalui vektornya adalah serangga seperti lalat atau caplak,” ujar Lia.

Diebutkan, tingkat penularan LSD tidak setinggi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), “sebenarnya ini penyakit bisa disembuhkan, kendati memang memakan waktu cukup lama,” terangnya.

Sedangkan saat ditanya apakah daging sapi yang terpapar LSD bisa dikonsumsi, Lia menyebutkan aman dan tidak membahayakan tubuh.

“Penyakit ini tidak zoonosis, artinya tidak menular ke manusia,” katanya menegaskan.

Lebih jauh Lia menyebutkan, gejala klinis LSD yang menyerang pada sapi dapat diketahui dengan ciri-ciri seperti demam, nafsu makan menurun, terdapat leleran pada hidung dan mata, pembesaran kelenjar getah bening, produksi susu menurun, berat badan menurun serta muncul nodul atau benjolan berdiameter 2-7 cm pada tubuh hewan. (red)

0 Komentar