Sejarah Alat Musik Kendang Jaipong

Sejarah Alat Musik Kendang Jaipong
Sejarah Alat Musik Kendang Jaipong(TokoBoy)
0 Komentar

sumedangekspres – Alat Musik Kendang Jaipong, Kendang atau yang biasa dikenal banyak orang sebagai gendang adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Padahal alat musik ini sudah populer di Jawa sejak pertengahan abad ke-9.

Alat Musik Kendang Jaipong, awalnya alat musik ini memiliki beberapa nama yang diawali dengan padahi, pataha, murawa atau muraba, mrdangga, mrdala, muraja, panawa, kahala, damaru dan kendhang. Banyaknya nama instrumen yang berbeda menunjukkan bahwa berbagai bentuk, ukuran, dan bahan digunakan dalam pembuatan instrumen tersebut.

Tanda-tanda sejarah keberadaan penabuh ini dapat dilihat pada relief candi-candi di Indonesia, mulai dari Candi Borobudur, Candi Tegawangi, Candi Siwa, dan Candi Panataran.

Baca Juga:Sensasi Lewati Twin Tunnel Tol Cisumdawu Seperti Dalam Film Fast Furious X5 Busana Adat Jawa Tengah Yang Memiliki Keunikan Tersendiri

Dua bahan yang digunakan dalam pembuatan kendang yaitu kendang kayu dan tembaga. Namun kendang yang berbahan dasar kayu lebih populer di kalangan masyarakat umum dan dianggap sebagai bahan pembuatan kendang terbaik.

Kata “terbaik” mengacu pada suara yang dihasilkan oleh kendang kayu yang dianggap unggul. Selain itu kendang yang terbuat dari kayu juga dinilai lebih awet dibandingkan dengan kendang yang terbuat dari bahan tembaga.

Kendang tahan lama kebanyakan terbuat dari kayu nangka, cempedak atau kayu kelapa. Selain itu kulit kerbau digunakan untuk kulit kambing bam permukaan yang menghasilkan suara rendah dan chang permukaan luar yang menghasilkan suara tinggi.

Kendang terbagi menjadi beberapa jenis yang umum dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Yang pertama adalah gendang jaipong, sejenis gendang sunda yang sering digunakan untuk mengiringi tarian jaipong.

Jenis gendang ini merupakan salah satu gaya yang paling sering dimainkan di berbagai daerah di Indonesia mulai dari Jawa Barat, Semarang, Bali, Banyumas, Solo dan Yogyakarta.

0 Komentar