Tanem pohon kakao lebih bagus kalo ditemenin sama pohon lain yang tinggi, kayak cengkeh, lamtoro, gleresidae, atau albasia.
Pohon-pohon itu bantu banget buat bikin kondisi yang pas buat pohon kakao tumbuh, khususnya di daerah pegunungan yang gak terlalu panas.
Kalo kebanyakan matahari, pohon kakao bisa jadi kecil.
Nah, proses tanam pohon kakao itu dimulai dengan bersihin rumput dan ilalang di kebun.
Baca Juga:Yuk Kita Nge-eksplore Agrowisata Kebun Coklat Keren di Bawah Gunung Palasari SumedangMenjelajahi Wisata Agrowisata: Kebun Coklat di Kaki Gunung Palasari Sumedang
Terus, bikin lubang buat tanem bibit pohon kakao. Bibitnya dimasukin ke lubang yang udah diberi pupuk kompos dan kotoran sapi.
Pas bibitnya udah besar sekitar 1 – 1,5 meter, sekitar 6 bulan kemudian, lo bisa mulai ngasih pupuk.
Jangan lupa, pohon kakao juga perlu dipangkas biar pertumbuhannya tetep bagus.
Pas udah umur 3 tahun, pohon kakao udah bisa berbuah dan siap dipanen.
Buah kakao yang siap dipanen tuh buah yang udah matang dan kulitnya udah berubah.
Abis biji kakao diambil dari buahnya, proses fermentasi dilakuin selama seminggu biar bijinya jadi bagus.
Meskipun peluang bisnis tanam kakao bagus, petani kadang hadepin masalah, terutama gak ada perhatian serius dari pemerintah lokal buat ngebantu dan mengembangin potensi ini.
Baca Juga:Yuk Pergi Ke Agrowisata Kebun Coklat di Sumedang Ini! Sut Ada Rahasia Bisnisnya Juga!Yuk Kita Keliling Ke Wisata Agrowisata Kebun Coklat di Kaki Gunung Palasari Sumedang!
Serangan lalat buah juga jadi masalah buat petani. Tapi dengan perawatan yang bener dan dukungan dari pemerintah, budidaya kakao di Desa Segulung tetep bisa jadi yang terbaik.
Meskipun ada tantangan, petani kakao, kayak Wijianto, tetep optimis sama bisnis kakao ini, karena permintaannya terus naik buat bahan dasar cokelat.
Harga biji kakao juga stabil dan menjanjikan, jadi bisnis ini tetep oke buat yang mau coba.