Dulu Kawan Kini Lawan, Tom Lembong Spill Kesalahan Besar Jokowi!

Dulu Kawan Kini Lawan, Tom Lembong Spill Kesalahan Besar Jokowi!
Tom Lembong/ist
0 Komentar

sumedangekspres – Sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM pada era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), Tom Lembong yang dulu merupakan sosok andalan, kini memunculkan kontroversi dalam pernyataannya yang mengkritik kebijakan pemerintahan.

Dalam suatu debat Cawapres, Lembong menyoroti kesalahan besar yang dianggapnya sebagai pergeseran fokus pembangunan yang tidak tepat.

“Rencana awal sebenarnya fokus ke infrastruktur, periode kedua kita geser ke yang namanya software atau perangkat lunak, yaitu SDM, kesehatan, pendidikan, dan kelembagaan,” kata Lembong, menggambarkan pergeseran fokus yang seharusnya terjadi.

Baca Juga:Tom Lembong: Presiden Marah-marah, sampai Keluar Kata BodohIni Prestasi Tom Lembong, Politikus yang Disebut Gibran di Debat Cawapres

Lembong mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintahan Jokowi karena periode kedua masih tetap mempertahankan fokus pada pembangunan infrastruktur, sementara sektor kesehatan dan pendidikan terbengkalai.

Kritik tersebut bukan semata-mata retorika politik, melainkan bagian dari pandangan Lembong terhadap strategi pembangunan yang dianggapnya tidak tepat.

“Kesehatan, pendidikan terbengkalai,” ujar Lembong, menunjukkan ketidakpuasan terhadap realitas pelaksanaan rencana awal.

Dalam pandangannya, perubahan fokus ke sumber daya manusia (SDM) merupakan langkah krusial untuk memajukan ekonomi Indonesia.

Tom Lembong, yang kini menjadi Co-Captain Timnas AMIN (Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar), menyampaikan visi ‘slepetnomics’ sebagai upaya untuk menggeser perhatian dari infrastruktur ke pembangunan perangkat lunak, khususnya SDM.

Ia menekankan bahwa investasi pada pendidikan dan kesehatan lebih penting daripada terus-menerus membangun infrastruktur.

“SDM merupakan masalah utama Indonesia yang membuat ekonomi sulit berkembang,” tandas Lembong. Argumentasinya menyoroti peran manusia dalam menghadapi ketidakpastian global dan menekankan pentingnya kualitas manusia sebagai penentu maju atau mundurnya suatu negara.

Baca Juga:Jokowi Curhat: Jadi Pemerintah Diseneni, Mundur Diseneni400.000 ASN Masuk Kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Kok Bisa?

Lembong juga menyuarakan keprihatinannya terhadap terlalu fokusnya pemerintah pada industri nikel, baterai, dan mobil listrik.

Ia mencatat penurunan harga nikel sebesar 50% dan memperingatkan bahwa mengandalkan ekspor dan komoditas bukanlah strategi berkelanjutan mengingat melemahnya ekonomi global.

Kita mulai dengan realita bahwa kita tidak lagi bisa mengandalkan ekspor dan komoditas,” ungkap Lembong, memberikan gambaran tentang perlunya diversifikasi ekonomi.

Dengan pernyataannya ini, Tom Lembong tidak hanya menjadi kritikus, tetapi juga menawarkan alternatif pemikiran dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Transformasi dari ‘kawan’ menjadi ‘lawan’ dalam ranah politik memperlihatkan bahwa perbedaan pandangan dapat menggiring perubahan dan membuka ruang diskusi penting bagi arah pembangunan masa depan.

0 Komentar