Tom Lembong: Presiden Marah-marah, sampai Keluar Kata Bodoh

Tom Lembong: Presiden Marah-marah, sampai Keluar Kata Bodoh
Tom Lembong/ist
0 Komentar

sumedangekspres – Sosok Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong tengah menjadi pusat perhatian setelah namanya disebut oleh calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat Pemilihan Presiden 2024.

Gibran menyebut Tom sebagai sosok yang memberikan saran kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dalam menghadapi pertanyaan debat mengenai pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, dan energi.

Sebagai tokoh yang memiliki pengalaman dalam pemerintahan, Tom Lembong pernah menduduki jabatan Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Juga:Ini Prestasi Tom Lembong, Politikus yang Disebut Gibran di Debat CawapresJokowi Curhat: Jadi Pemerintah Diseneni, Mundur Diseneni

Namun, sorotan terbesar jatuh pada pengakuan Tom mengenai momen kemarahan besar Presiden Jokowi yang disampaikannya dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Shangri-La pada Rabu, 13 Maret 2019.

“Mungkin Ibu Bapak sudah baca di koran tadi pagi. Entah kenapa kemarin Pak Presiden marah-marah lagi soal [defisit] neraca dagang, bukan di acara Ibu-Bapak, tapi di acara saya,” ujar Tom saat itu.

Tom Lembong melanjutkan, menjelaskan bahwa Presiden Jokowi tidak hanya menyalahkan Kementerian Perdagangan, tetapi juga BKPM atas kinerja investasi dan ekspor Indonesia yang dinilai loyo.

Bahkan, Tom menyampaikan bahwa dalam kesalahan tersebut, Presiden Jokowi menggunakan kata “bodoh.”

“Entah, tapi saya lumayan kaget juga karena kemarin di acara Rakornas BKPM, [Presiden] dalam sambutannya mengeluhkan neraca dagang, kekalahan investasi, sampai keluar dari mulut beliau, kata ‘bodoh’,” ungkap Tom.

Tom Lembong secara terbuka mengakui bahwa Indonesia menghadapi ketertinggalan dari negara-negara tetangga di ASEAN, terutama dalam hal investasi dan ekspor.

Menyoroti pola kerja birokrasi pemerintah saat ini, Tom membandingkannya dengan pola komunikasi generasi millenial yang cenderung instan melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

 

0 Komentar