Warga Cimanggung Merasa Dianaktirikan, Jalan Rusak Dibiarkan Bertahun-tahun

Warga Cimanggung Merasa Dianaktirikan, Jalan Rusak Dibiarkan Bertahun-tahun
Ruas jalan kabupaten yang menjadi akses utama antarwilayah di daerah itu sudah lama rusak parah
0 Komentar

CIMANGGUNG – Rasa kecewa dan kesal terus dirasakan warga di Kecamatan Cimanggung, khususnya yang tinggal di tiga desa yakni Cimanggung, Tegalmanggung, dan Sindulang. Ruas jalan kabupaten yang menjadi akses utama antarwilayah di daerah itu sudah lama rusak parah. Namun hingga pertengahan tahun 2025 ini, perbaikan tak kunjung dilakukan.

Panjang jalan yang rusak mencapai sekitar tiga kilometer. Lubang besar di berbagai titik, aspal yang terkelupas, dan permukaan jalan yang bergelombang menjadi pemandangan sehari-hari. Kondisi ini membahayakan pengendara, terlebih saat hujan turun dan jalanan menjadi licin.

Keluhan warga pun semakin nyaring terdengar. Bukan hanya di lapangan, tapi juga ramai dibicarakan di media sosial dan grup-grup WhatsApp warga desa. Mereka merasa wilayahnya seperti dianaktirikan oleh pemerintah kabupaten.

Baca Juga:Pemerintah Serahkan 1.120 Sertipikat Tanah untuk Transmigran di Sukabumi, Wamen Ossy: Ini Pengakuan NegaraKasatlantas Sumedang: Ketertiban Berkendara Harus Dimulai dari Kesadaran, PJU Mati Jadi Perhatian

“Di Sumedang kota, jalan-jalan halus. Di Tanjungkerta, bahkan sampai Situraja juga sudah diperbaiki. Tapi kami di Cimanggung seperti tak dianggap ada,” kata Solihin, seorang tukang ojek asal Dusun Bendungan, Desa Cimanggung.

Solihin yang setiap hari mengantar-jemput penumpang mengaku lelah dan jengkel karena harus berhadapan dengan jalan rusak. “Motor rusak, penumpang juga sering ngeluh. Kalau kecelakaan siapa yang tanggung jawab? Kami teh warga Sumedang juga,” ujarnya kesal.

Menurut warga lainnya, kondisi jalan yang rusak ini sudah lama terjadi. Beberapa kali mereka menyampaikan aspirasi dalam musrenbang, bahkan lewat perangkat desa. Namun sampai saat ini belum ada tindakan nyata dari Pemkab Sumedang.

“Kami bukan minta jalan baru. Hanya minta yang sudah ada ini diperbaiki, layak dipakai. Apa susahnya? Apa harus viral dulu baru ditanggapi?” kata Deden, pemuda asal Tegalmanggung.

Ketimpangan pembangunan infrastruktur menjadi sorotan utama dalam keluhan mereka. Warga berharap ada pemerataan pembangunan, tidak hanya fokus di wilayah perkotaan atau pusat kabupaten.

“Kami juga bagian dari Sumedang. Jangan sampai ada kesan daerah pinggiran dianggap tidak penting,” imbuh Deden.

Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari pihak Dinas PUTR Kabupaten Sumedang terkait kondisi jalan rusak tersebut. Warga pun berharap, pemerintah segera turun tangan sebelum ada korban akibat kondisi jalan yang membahayakan ini. (kos)

0 Komentar