Warga Mekarasih Sumedang Terhindar Krisis Air Bersih

Warga Mekarasih Sumedang Terhindar Krisis Air Bersih
Pamsimas Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede diresmikan Pemerintah Desa bersama unsur masyarakat, beberapa waktu lalu. (Foto: Heri Purnama/Sumeks)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Jatigede – Pemerintah Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Sumedang berhasil mengatasi krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini. Padahal tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Desa Mekarasih kerap mengalami krisis air bersih ketika musim kemarau tiba.

Plt Kepala Desa Mekarasih, Dudung Sujatna menyebutkan, upaya mengatasi terjadinya krisis air bersih di wilayahnya, dilakukan berbagai cara. Salah satunya dengan membangun Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang dibangun tahun 2020.

“Alhamdulillah setelah ada Program Pamsimas kami bisa meminimalisir terjadinya krisis air bersih di desa kami. Untuk (kemarau) tahun ini saja tidak ada keluhan warga yang kekurangan air,” ujar Dudung.

Baca Juga:Ermi Minta Adanya Advokasi Pemerintah Terhadap Warga Terdampak Proyek NasionalSMK PGRI 2 Sumedang Merupakan Sekolah Percontohan PTMT

Dudung mengungkapkan, meski cakupan pemanfaat Pamsimas belum dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan. Tapi, minimal sudah bisa mengatasi kesulitan air bersih pada musim kemarau.

“Jadi antara warga yang sudah menggunakan air dari Pamsimas bisa membantu ke warga yang belum. Intinya, bisa saling bantu dan ketersediaan air terus ada,” katanya.

Dudung mengakui, puluhan tahun ke belakang, masyarakat Mekarasih selalu dihadapkan dengan krisis air bersih ketika kemarau. Pada musim kemarau, warga mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk membeli air guna kebutuhan sehari-hari.

Dia menegaskan, terhindarnya krisis air bersih karena pada tahun ini, meski musim kemarau beberapa kali sempat turun hujan.

Pengelola Pamsimas Desa Mekarasih, Sihabudin menyebutkan program Pamsimas bagi warga Mekarasih telah berjalan hampir setahun. Hingga kini, keberadaan Pamsimas telah dinikmati sekitar 200 KK pelanggan dengan sistem water meter.

Setiap satu kubik air, kata dia, warga pelanggan dibebani hanya Rp. 5.000. Biaya itu untuk operasional kelangsungan pengelolaan Pamsimas.

“Yang kami tahu dulu sebelum ada Pamsimas,kalau kemarau warga beli air Rp 50.000 per dua hari,” ucapnya.

Baca Juga:Medsos, Media Penumbuhan Cinta Budaya SundaJatinangor Kejar Target Vaksinasi, Antusias Warga Tinggi

Sihabudin berharap ada penambahan titik Pamsimas, agar semua masyarakat Mekarasih bisa terpenuhi ketersedian air meski pada musim kemarau. (eri)

0 Komentar