Kemudian subsidi bunga KUR bagi 5,61 juta debitur dan Non KUR bagi 7,2 juta debitur, PMN bagi Hutama Karya, Pelindo III dan KIW Rp8,39 triliun serta bantuan PKL kepada 311,77 ribu usaha.
Untuk program prioritas terealisasi Rp67 triliun atau 56,8 persen dari pagu Rp117,94 triliun meliputi padat karya K/al bagi 1,23 juta tenaga kerja, pariwisata, ketahanan pangan dan fasilitas pinjaman daerah Rp10 triliun melalui PT SMI.
Untuk insentif usaha terealisasi Rp60,31 triliun atau 96 persen dari pagu Rp62,83 triliun meliputi PPh 21 DTP bagi 81.890 pemberi kerja, PPh Final UMKM DTP bagi 124.209 UMKM, pembebasan PPh 22 Impor bagi 9.490 WP, pengurangan angsuran PPh 25 bagi 57.529 WP.
Baca Juga:Muscab IX PPP, Persiapan Hadapi Agenda Besar di Tahun 2024Lampu Lentera Jatuh, Satu Rumah di Mandalaherang Habis Terbakar
Kemudian pengembalian pendahuluan PPN bagi 2.419 WP, penurunan tarif PPh Badan bagi seluruh WP, PPN DTP Properti bagi 768 penjual, PPnBM mobil untuk enam penjual serta Bea Masuk DTP atas nilai impor Rp2,28 triliun.
Menyampaikan refleksinya terkait kinerja dua tahun pemerintah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto lebih jauh menuturkan bahwa penguatan pengendalian pandemi berhasil mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 7,07% (yoy) pada kuartal II-2021.
Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Capaian tersebut tentunya tidak terlepas dari keberhasilan upaya pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19.
Airlangga Hartarto mengingatkan Kembali tentang visi dari Kabinet Indonesia Maju yang berjalan sejak Oktober 2019, di mana telah menetapkan dan menjalankan program prioritas yang meliputi pembangunan sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.
Menurut Ketum Partai Golkar ini, konsumsi pemerintah terus memegang peranan aktif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi selama pandemi, termasuk di kuartal II-2021. Alhasil, upaya ini dapat mendorong peningkatan pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi.
Pulihnya permintaan domestik, lanjut dia, juga telah mendorong perbaikan aktivitas produksi sehingga membuat seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II-2021. Pemulihan yang terjadi di berbagai sektor utama, seperti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor konstruksi, serta sektor transportasi dan pergudangan mencerminkan aktivitas ekonomi sudah mulai bangkit kembali.
“Daya beli masyarakat yang terjaga selama pandemi dapat terwujud karena inflasi yang stabil di level rendah. Upaya pengendalian inflasi yang melibatkan pemerintah dan seluruh stakeholder terkait berhasil menjaga inflasi di level 1,68% (yoy) pada 2020. Hingga September 2021, inflasi juga masih terjaga rendah dan stabil di level 1,60% (yoy), tutur Airlangga.