Sebanyak 677 Fosil Berbagai Ukuran Ditemukan di Tomo

Sebanyak 677 Fosil Berbagai Ukuran Ditemukan di Tomo
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Kabupaten Sumedang Budi Akbar menunjukan fosil yang ditemukan di wilayah Kecamatan Tomo. (KEGGA KEGGYAN / SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, KOTA – Ratusan potongan fosil  ditemukan di Desa Jembarwangi dan Desa Darmawangi Kecamatan Tomo. Fosil-fosil itu diperkirakan berusia 1,5 sampai 2 juta tahun lalu.

Pamong Budaya dari Bidang Kebudayaan Disparbudpora Sumedang, Suhadi menjelaskan, fosil hewan purbakala pertama kali ditemukan sekitar tahun 2006. Saat itu yang pertama ditemukan diduga merupakan gigi stegodon atau gajah purba.

“Semenjak itu, peneliti-peneliti mulai masuk ke Desa Jembarwangi. Seperti peneliti dari Balai Arkeologi ITB, termasuk peneliti dari Jerman,” ungkap Suhadi beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Polemik Mata Air Sindanggalih Disoroti DewanKodam III Siliwangi Monitoring Demplot di Cimalaka

Pada saat fosil ditemukan pertama kalinya, masyarakat masih belum memahami dan tidak dapat membedakan antara fosil dengan batuan biasa.

“Saat itu soal fosil belum terangkat ke permukaan hanya peneliti saja saat itu yang paham. Sehingga, pihak desa pun saat itu tidak mengetahui peneliti itu sedang melakukan penelitian apa,” papar Suhadi.

Warga Desa Jembarwangi baru mengetahui betul banyaknya peninggalan fosil hewan purbakala di daerahnya saat ada kegiatan ekskavasi dari Balai Arkeologi pada sekitar tahun 2018. Semenjak saat itu, banyak warga yang mulai melaporkan atas temuannya baik kepada Dinas ataupun pihak terkait lainnya

Para arkeologi memperkirakan fosil-fosil yang ditemukan di Desa Jembarwangi dan Darmawangi merupakan fosil peninggalan hewan purbakala 1,5 juta sampai 2 juta tahun lalu.

“Jadi warga yang dulunya membantu pekerjaan balai arkeolog, semisal saat sedang di kebun dan menemukan fosil mereka langsung melaporkan kepada dinas dan pihak terkait lainnya,” terangnya.

Fosil yang telah ditemukan sejauh ini jumlahnya ada sebanyak 677 fosil. Fosil-fosil berbagai ukuran dan jenis itu, kini untuk sementara dititipkan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Museum Geologi Bandung. (kga)

0 Komentar