Begini Sejarah Dari Danau Lembang Bandung

Begini Sejarah Dari Danau Lembang Bandung
(rekreasijawabarat.blogspot.com)Begini Sejarah Dari Danau Lembang Bandung
0 Komentar

Koran De koerier tanggal 7 Oktober 1929 menceritakan kelompok Bandoengsche Excursie Vereeniging (Asosiasi Wisata Bandung) terhitung yang paling awal menjajalnya.

“Dengan izin yang baik dari otoritas yang berwenang, usaha tersebut di atas dicapai dengan mobil sekitar pukul tujuh melalui Waterleidingweg, di mana pemandangan gunung yang indah dapat dinikmati.

Berjalan hampir terus menerus melalui hutan tua, melalui jalan hutan yang semakin sempit, tapi masih bagus, adalah kesenangan sampai akhir, berkat kanopi yang rimbun.

Baca Juga:Rekomendasi 8 Wisata Alam di Bandung Sejuk BangetRekomendasi Kuliner Sunda Tradisional di Bandung

Sitoe Lembang, sebuah danau pegunungan yang layak, memberikan pemandangan yang indah, tetapi tidak menawarkan sesuatu yang istimewa,” tulis De koerier,7 Oktober 1929.

Setelah bangunan waduk rampung, makin banyak yang tertarik datang ke Situ Lembang.

Kelompok wisata Aquaterra salah satunya yang beramai-ramai mengunjunginya untuk memancing bersama di danau tersebut saat libur di akhir pekan (De koerier, 13 Juni 1932).

Ada juga yang sengaja datang dalam rombongan kecil. Misalnya yang dilakukan oleh keluarga Faatz di Bandung.

Faatz bersama dua putrinya yang masih berusia 10 dan 11 tahun, bersama kawannya De Boer penasaran ingin mendaki Gunung Tangkuban Parahu dengan melewati Situ Lembang dari Tjisarua.

Karena perjalanan yang terlalu panjang, hari pun sudah terlalu sore. Mereka urung melanjutkan perjalanan menuju Gunung Tangkuban Parahu dan memilih kembali.

Niatnya memangkas waktu dengan menembus hutan, mereka malah tersesat.

Keluarganya yang khawatir akhirnya mencari pertolongan untuk menemukan kelompok Faatz yang tak kunjung pulang. Esok pagi regu pencari dikerahkan.

Baca Juga:Mengulas Sejarah Kerajaan SundaMengulas Sejarah Kerajaan Galunggung Tasikmalaya

Beruntung empat orang itu akhirnya ditemukan. Faatz bersama dua putri, dan kawannya tersebut ternyata terpaksa menginap di hutan (Dagblad van Noord-Brabant, 12 Juni 1934).

Laman:

1 2 3
0 Komentar