Gumpalan Awan Berpetir di Sumedang Mirip Film Horor, Ini Kata BMKG

Gumpalan Awan Berpetir di Sumedang Mirip Film Horor, Ini Kata BMKG
Gumpalan Awan Berpetir di Sumedang Mirip Film Horor, Ini Kata BMKG (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Gumpalan Awan Berpetir di Sumedang Mirip Film Horor, Ini Kata BMKG.

Pada Selasa malam, tanggal 23 Januari 2024, warga Sumedang, Jawa Barat, dihebohkan dengan fenomena awan tebal yang disertai petir.

Video singkat yang diunggah oleh akun Instagram @jatinangorbanget berhasil membuat perbincangan ramai di media sosial. Melalui laporan warga, diketahui bahwa penampakan gumpalan awan yang memancarkan kilatan petir itu terjadi sekitar pukul 18:40 WIB.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Sumedang Kamis 25 Januari 2024Jadwal Sholat Sumedang Kamis 25 Januari 2024

Video tersebut menjadi viral dan mendapatkan respon positif dari warga. Pada pagi hari Kamis, 25 Januari 2024, postingan tersebut mencatat 1.740 likes dan 131 komentar dari warganet yang penasaran dengan kejadian tersebut.

Salah satu komentar menarik perhatian dengan menyebut bahwa fenomena ini terlihat dari gapura Jatinangor menuju IPDN Geulis.

Muhammad Hakiki, Senior Forecaster dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memberikan penjelasan terkait fenomena ini.

Melalui analisis citra satelit, Hakiki menyatakan bahwa awan Cumulonimbus (CB) terdeteksi di wilayah timur Kota Bandung pada pukul 10.40 UTC atau 17.40 WIB.

Awan CB tersebut terus berkembang dan meluas hingga mencakup Kota Bandung dan sekitarnya.

Menurut Hakiki, awan Cumulonimbus adalah jenis awan yang dapat tumbuh dengan ketinggian puncaknya mencapai sekitar 15 kilometer.

Pembentukan awan CB melibatkan mekanisme kompleks, termasuk pergerakan vertikal dan kemungkinan proses pembentukan es.

Baca Juga:Gangguan Jiwa di Kalangan Pelajar Banyak Terjadi Gegara BullyingUMKM Ingin Pemilu Dilaksanakan Tiap Tahun

Perbedaan muatan listrik dalam sistem pembentukan awan ini dapat menyebabkan kilatan petir.

Hakiki menegaskan bahwa fenomena awan CB merupakan hal yang normal, terutama selama musim hujan dan peralihan musim.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi pada musim hujan.

Awan CB sering kali dikaitkan dengan hujan intensitas sedang hingga lebat, kilatan petir, angin kencang, bahkan puting beliung dan hujan es.

Carolina Meylita Sibarani, PMG Muda Stasiun Meteorologi Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, memberikan analisis tambahan tentang Awan CB.

Ia menjelaskan bahwa awan ini terbentuk dari kumpulan massa udara yang mampu tumbuh vertikal ke atas pada lapisan atmosfer, mencapai ketinggian 30.000 kaki (9 km) atau lebih.

Awan CB, yang merupakan awan konvektif, dapat memberikan dampak buruk seperti turbulensi, pengkristalan udara (icing), angin kencang (microburst), kilat, hujan, dan bahkan hujan es.

0 Komentar