Karyawan Gaji Rendah Berisiko Kematian Dini, Ini Studinya

Karyawan Gaji Rendah Berisiko Kematian Dini, Ini Studinya
Karyawan Gaji Rendah Berisiko Kematian Dini, Ini Studinya/iStock
0 Komentar

sumedangekspres – Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA telah mengungkapkan keterkaitan yang kuat antara gaji rendah dan risiko kematian dini.

Dilakukan oleh para peneliti dari Mailman School of Public Health di Universitas Columbia, studi ini memeriksa data kesehatan 4.000 pekerja berusia 50 hingga 60 tahun di Amerika Serikat selama periode 12 tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja yang secara konsisten menerima gaji rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, bahkan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengalami gaji rendah.

Baca Juga:Gak Bisa Tidur? Mending Cek Manfaat Minum Teh Hijau Ini DuluWah Tempe jadi Kesukaan Hanni NewJeans! Yuk Cek Manfaatnya!

Studi tersebut menyoroti fakta bahwa pekerja paruh baya yang seringkali menerima gaji rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

 Hal ini merupakan temuan yang mengkhawatirkan, mengingat jumlah orang yang terkena dampak ini bisa signifikan.

Selain itu, risiko tersebut bahkan dua kali lipat lebih tinggi bagi individu yang bekerja dalam pekerjaan yang tidak tetap dan secara konsisten mendapatkan bayaran rendah.

Ada beberapa faktor yang mungkin menjelaskan hubungan antara gaji rendah dan risiko kematian dini ini.

Salah satunya adalah bahwa pekerja dengan gaji rendah cenderung melakukan pekerjaan yang lebih berisiko, menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi, dan memiliki akses yang lebih terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai.

Data penelitian menunjukkan bahwa pekerja dengan gaji rendah lebih sering melaporkan masalah kesehatan seperti gejala depresi dan kekurangan asuransi kesehatan.

Pentingnya upah yang layak dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan pekerja tidak boleh diabaikan.

Baca Juga:Buka Puasa Dulu atau Sholat Dulu Ya? Ini yang Tepat!Kapan Waktu Imsak yang Sebenarnya?

Para peneliti menegaskan bahwa upah adalah faktor risiko yang dapat diubah, dan tindakan untuk meningkatkan upah dapat memiliki dampak positif dalam mengurangi ketidaksetaraan kesehatan.

Namun, tantangan yang dihadapi pekerja dengan gaji rendah tidak selalu mudah diatasi.

Meskipun terjadi kenaikan upah di beberapa wilayah, namun umumnya kenaikan tersebut tidak mampu menutupi inflasi harga yang tinggi. 

Para pekerja dengan gaji rendah dan menengah seringkali mengalami pertumbuhan upah yang lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang berpenghasilan lebih tinggi.

Ini berarti bahwa meskipun terjadi peningkatan upah, kesenjangan pendapatan masih tetap ada, dan pekerja dengan gaji rendah terus merasa dampaknya.

0 Komentar