sumedangekspres – Universitas Padjadjaran menggelar seminar dan workshop bertema “Inklusivitas dan Audit Aksesibilitas Unpad” secara hybrid di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad Jatinangor pada Senin, 21 Juli 2025.
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen kampus dalam mendorong lingkungan pendidikan yang ramah dan inklusif bagi seluruh sivitas akademika.
“Sejak tahun lalu, Unpad telah menegaskan kembali komitmennya terhadap nilai inklusivitas. Inklusivitas ini tentunya tidak terbatas pada disabilitas, tetapi juga mencakup berbagai kelompok masyarakat yang ingin berkontribusi dan menikmati akses terhadap pendidikan di Unpad,” ujar Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita, dalam sambutannya.
Baca Juga:Menteri Nusron Dampingi Presiden Prabowo Resmikan 80.000 Koperasi Desa Merah PutihWamen Ossy Sampaikan agar Strakom Bersifat Informatif, Edukatif, Partisipatif, dan Transformasional
Tahun ini, Unpad menerima kurang lebih 30 persen dari jumlah pendaftar disabilitas yang menunjukkan peningkatan partisipasi yang signifikan.
Seiring bertambahnya jumlah mahasiswa disabilitas, Unpad berkomitmen untuk terus memperkuat fasilitas dan dukungan yang diperlukan agar mereka dapat menempuh pendidikan tinggi tanpa hambatan.
“Mari kita sama-sama refleksi, melihat apakah kita semua cukup adil untuk bisa memberikan fasilitasi yang baik agar teman-teman semua Unpad, baik yang tidak memiliki disabilitas atau memiliki disabilitas, dari semua kalangan ini dapat sama-sama berkuliah di Unpad secara adil dan baik,” kata Rektor Unpad.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan, serta sejumlah dekan fakultas, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Dan Organisasi dan Manajer Sumber Daya, Perencanaan, dan Informasi di lingkungan Unpad.
Kegiatan ini juga menghadirkan dua narasumber, yaitu. seminar bertajuk “Kampus Inklusif dan Perspektif Masyarakat Disabilitas” oleh Zulhamka Julianto Kadir selaku Direktur (Bandung Independent Living Center (BILiC) yang membahas pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas.
Sementara itu, Ratna Suryana, Pembina Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, menyampaikan materi dalam seminar “Menilik Akses bagi Masyarakat Disabilitas di Negara Serumpun Malaysia”, yang mengulas praktik-praktik baik serta tantangan aksesibilitas di Malaysia sebagai bahan refleksi dan pembanding dalam upaya peningkatan inklusivitas di Indonesia, khususnya di Unpad.