Harga Kedelai Naik, Pedagang Tahu Merana

Harga Kedelai Naik, Pedagang Tahu Merana
Seorang pedagang tahu keliling bingung karena kenaikan harga kacang kedelai, sementara penjualan tahu tetap. (Foto: NET/ILLUSTRASI)
0 Komentar

SUMEKS, Kota – Kenaikan harga kacang kedelai hampir mencapai dua kali lipat dari harga normal. Kenaikan tersebut terjadi terus menerus hampir setiap tahun.

Seorang pedagang tahu asal conggeang, Rizki mengeluhkan kenaikan harga kacang yang berpengaruh kepada dirinya sebagai pedagang tahu keliling.

“Dulu saya stor ke pabrik itu 33 ribu perpapan, sekarang menjadi 40 ribu perpapan. Ya saya juga mengerti kenapa pabrik menaikan harga, tapi konsumen saya kan ngga mau tahu. Harga kacang kedelai naik, storan naik, tapi saya jual dengan harga yang sama. Cik atuhlah,” ucapnya kepada Sumeks, Kamis (23/9).

Baca Juga:Truk Melintangi Badan Jalan, Kemacetan Panjang TerjadiLestarikan Tradisi Ki Ageng Gribig, Airlangga dan Habib Syech Gelar Haul Sang Kakek

Dia mengaku sudah kehabisan akal untuk mengantisipasi kenaikan storan tersebut. Pernah menaikan harga tahu kepada konsumen, tetapi yang terjadi malah penurunan jumlah penjualan bahkan cenderung membuat sepi usahanya.

“Kalau dilihat dari selisih 1 papan sih cuman 7 ribu. Tapi kalo 10 ancak? Jadi 70 ribu. Jelas banget penurunan penghasilannya. Pernah waktu itu harga dinaikin, eh malah jadi sepi yang beli. Sekarang mah pasrah aja yang penting tetap ada penghasilan,” katanya.

Seorang pengelola pabrik tahu asal Situraja yang tidak mau disebutkan namanya, membenarkan adanya kenaikan jumlah setoran dari pedagang tahu ke pabrik tahu dikarenakan harga kacang kedelai yang naik.

“Ya gimana lagi. Harga kacang naiknya tidak tanggung-tanggung. Sekarang uang buat beli 1 kwintal itu cuman cukup buat beli 50-60 kg aja. Sekarang setoran udah dinaikan aja saya masih bingung apalagi tidak dinaikan. Ya gimana? Operasional tidak akan terpenuhi,” ucapnya.

Kenaikan harga kacang kedelai, menurutnya dikarenakan di Amerika yang menjadi negara pemasok komoditas kacang kedelai ke Indonesia belum memasuki masa panen, hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga pada komoditas yang diimpor.

“Kayaknya di Amerika belum masa panen jadi barangnya langka dan jadi mahal,” ucapnya.

Selain itu, dirinya meresahkan perihal kacang kedelai yang diimpor dari Amerika. Dirinya mempertanyakan kenapa di Indonesia tidak membuat pengelolaan yang baik agar pabrik tahu di Indonesia memakai hasil bumi lokal untuk bahan bakunya.

Baca Juga:Festival Kerajaan Belum Kantongi IzinUPTD Dalduk Gelar Sosialisasi KB

“Waktu itu pernah pake kacang lokal, bagus sih tapi stoknya gampang banget abis. Aneh. Padahal sawah dan ladang di Indonesia luas banget, tapi dikirim hasil alam dari Amerika. Kenapa kita ngga kelola sendiri dan penuhin kebutuhan sendiri ya?,” katanya. (Mg1)

0 Komentar