Kolaborasi Pendidikan Industri Perlu Diperluas

Kolaborasi Pendidikan Industri Perlu Diperluas
FOTO BERSAMA: Anggota Komisi V DPRD Jabar Heri Ukasah Sulaeman melakukan foto bersama bersama masyarakat, belum lama ini. (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Untuk mewujudkan visi Jabar tahun 2018-2023 yaitu ‘terwujudnya Jabar Juara Lahir Bathin dengan Inovasi dan Kolaborasi’, kolaborasi antara lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah dengan industri perlu diperluas.

Penguatan kolaborasi itu salah satunya disebabkan masih adanya tantangan di sektor ketenagakerjaan. Diantaranya kenaikan jumlah pengangguran terbuka.

Hal ini diungkapkan Anggota Komisi V DPRD Jabar Heri Ukasah Sulaeman dalam keterangannya kepada media baru-baru ini.

Baca Juga:Thariqoh, Tampung Aspirasi Soal Pemulihan EkonomiPolsek Cicalengka Ajak Warga Divaksin, Hadiahi Minyak Goreng dan Paket Beras

Heri mengatakan merujuk kepada data BPS, sampai pada Agustus 2021, tercatat jumlah angka pengangguran di Jabar mencapai 2,43 juta jiwa. Dengan jumlah ini pengangguran terbuka naik sebanyak 240.000 jiwa.

Dari data yang dihimpun BPS untuk kurun waktu tersebut, sebaran pengangguran terbuka berdasarkan sebaran di Kota/Kabupaten tertinggi ada di Kota Cimahi 13,07 persen, Kabupaten Bogor 12,22 persen,  Karawang 11,83 persen, Kota Bogor 11,79 persen, Kuningan 11,65 persen, KBB 11, 65 persen, Kota Bandung 11, 46 persen dan Kota Bekasi 10, 88 persen.

“Melihat sebaran prosentase angka pengangguran terbuka berdasarkan Kota/Kabupaten di Jabar, angka pengangguran masih tinggi di daerah perkotaan dan di beberapa pusat  daerah industri,” kata Heri, belum lama ini.

Dengan memperhatikan kondisi faktual tersebut, kata dia, untuk di daerah pusat industri perlu ada evaluasi secara menyeluruh perihal kondisi angka pengangguran terbuka.

Dikatakan, jika dari kalangan mereka dari sisi pendidikan formal sudah ada minimal sudah lulus SLTA atau sederajat, pemerintah di daerah harus berkolaborasi dengan industri agar lulusan dari SLTA sederajat untuk bisa dipekerjakan di Industri. Terlebih lagi untuk lulusan SMK harus diutamakan.

“Sementara untuk lulusan non SMK, di semua kota perlu ada penguatan program pengembangan kewirausahaan,” jelasnya.

Heri dalam penjelasannya mengatakan belum maksimalnya penyerapan lulusan sekolah untuk bekerja terutama di industri, merupakan tantangan untuk mengevaluasi efektivitas program pendidikan. Terutama berkaitan dengan program unggulan Disdik Jabar yaitu peningkatan kualitas, daya saing dan relevansi pendidikan dengan salah satu sasaran SMK juara.

Baca Juga:Komunitas Asep Asep Jadikan Keraton Sumedang Sebagai Balai IndungBus Tampomas, Bus Pariwisata Kabupaten Sumedang

“Untuk mewujudkan SMK juara, dengan target akhir terserapnya lulusan SMK di berbagai lapangan pekerjaan termasuk wiraswasta, pengembangan SMK yang dibangun di daerah harus disesuaikan dengan potensi ekonomi dan industri lokal,” katanya.

0 Komentar