Kasus Kekerasan Seksual Julianto Eka Putra Sudah Terjadi sejak 2009, Namun Tak Dilaporkan

Kasus Kekerasan Seksual Julianto Eka Putra Sudah Terjadi sejak 2009, Namun Tak Dilaporkan
0 Komentar

sumedangekspres – Mungkin sebagian orang mengenal siapa itu Julianto Eka Putra. Dia adalah motivator yang lumayan terkenal dan banyak diundang ke berbagai acara.

Tapi itu dulu, kini dia jadi ‘pesakitan’ yang tak tersentuh hukum.

Julianto telah menjadi terdakwa dan menjalani sidang kasus pelecehan seksual terhadap murid-muridnya yang kebanyakan masih pada muda, namun tak ditahan polisi.

Baca Juga:Jelang Idul Adha, MS Alami Penurunan PenumpangJangan Takut Hewan Kurban Terkena PMK, Gejalanya Mudah Dikenali

Kini warganet pun banyak membicarakan kasus Julianto, sehingga menjadi tranding di sosial media.

Penyebab dirinya, kini si pendiri sekolah gratis di Malang, Jawa Timur, menjadi tersangka kekerasan seksual.

Diketahui dirinya terjerat kasus pelecehan seksual pada Juni 2021, dilansir dari Tribun-Papua.com.

Ia dilaporkan melakukan pelecehan hingga rudapaksa pada murid maupun alumni sekolah yang ia dirikan.

Korbannya mencapai 21 orang, menurut Kompas.com.

Kasus kekerasan seksual itu sudah terjadi sejak 2009 namun tidak langsung dilaporkan.

Awalnya, Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait melaporkan kasus dugaan kekerasan seksual tersebut ke Polda Jatim pada Sabtu (29/5/2021).

Saat itu ada 3 korban yang berani buka suara.

Menurut Arist, kasus berawal saat pihaknya menerima aduan dari salah seorang korban.

Baca Juga:Ketum IMM Sumedang : Banyak Pasal RKUHP yang Mengebiri Pemikiran Aktivis dan MahasiswaPerindo Sumedang Jadikan UMKM Program Unggulan, Siap Menghadapi Pemilu 2024

Kasus Kekerasan Seksual Julianto Eka Putra Sudah Terjadi sejak 2009, Namun Tak Dilaporkan.

Julianto Eka Putra di Hitam Putih 7 Agustus 2017
Komnas PA kemudian mengumpulkan keterangan dari siswa dan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.

Korban pun bermunculan. Ada belasan orang yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual JE dan diduga pelecahan terjadi sejak 2009.

Namun hanya tiga orang korban yang langsung datang dan memberikan keterangan pada penyidik di kepolisian.

“Kurang lebih 15 orang, yang tiga orang begitu serius persoalannya. Ada kemungkinan korban-korban baru karena ini tidak pernah terbuka dan tidak ketahuan,” ujar dia.

JE diduga melakukan perbuatan tidak terpuji itu bukan hanya kepada siswa yang masih bersekolah.

Namun, hal itu juga dilakukan kepada para alumni yang sudah lulus sekolah.

“Ini menyedihkan, sekolah yang dibanggakan Kota Batu dan Jatim ternyata menyimpan kejahatan yang mencederai dan menghambat anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik,” ucap Arist.

0 Komentar