Kasus Kekerasan Seksual Julianto Eka Putra Sudah Terjadi sejak 2009, Namun Tak Dilaporkan

Kasus Kekerasan Seksual Julianto Eka Putra Sudah Terjadi sejak 2009, Namun Tak Dilaporkan
0 Komentar

Pelapor berharap, polisi bisa bergerak cepat mengusut kasus dugaan pelecehan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun ini.

Perkembangan saat ini

Dilaporkan Tribunnews.com sebelumnya, setelah kasusnya terbongkar, Julianto Eka Putra digiring hingga ke pengadilan.

Saat ini statusnya sudah terdakwa dan sampai Maret 2022 lalu masih menjalani persidangan.

Baca Juga:Jelang Idul Adha, MS Alami Penurunan PenumpangJangan Takut Hewan Kurban Terkena PMK, Gejalanya Mudah Dikenali

Namun, meski sudah berstatus terdakwa dengan kasus kekerasan seksual, Julianto Eka Putra tidak ditahan.

Sosok Julianto Eka Putra

Julianto atau Ko Jul, sapaan akrabnya, diduga merupakan pelaku kekerasan seksual yang dibicarakan dalam podcast Deddy Corbuzier terbaru.

Lantas siapakah Julianto Eka Putra dan bagaimana perkembangan kasusnya kini?

Julianto Eka Putra merupakan pebisnis dan juga motivator yang mendirikan sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI).

Sekolah gratis tersebut diprioritaskan bagi anak-anak yatim piatu maupun anak dari ekonomi rendah.

Julianto Eka Putra pernah diundang dalam program Hitam Putih Trans7 pada tahun 2017 lalu.

Dalam acara tersebut, Julianto mengaku mendirikan sekolah gratis itu karena “dipaksa oleh Tuhan.”

Sebelum mampu mendirikan sekolah gratis, Julianto mengawali kariernya dengan berjualan kripik.

Setelah berjualan kripik tempe, ia berjualan madu dengan program MLM.

Baca Juga:Ketum IMM Sumedang : Banyak Pasal RKUHP yang Mengebiri Pemikiran Aktivis dan MahasiswaPerindo Sumedang Jadikan UMKM Program Unggulan, Siap Menghadapi Pemilu 2024

Dari situlah ia mendapatkan dana yang cukup untuk bisa mendirikan sebuah sekolah.

Julianto memiliki ide mendirikan sekolah saat ia memberikan motivasi di sebuah acara di Surabaya pada tahun 2000.

Ia tiba-tiba “berjanji” akan membangun sekolah bagi anak yatim pada tahun 2010.

Rupanya Julianto mengucap janji itu tanpa pikir panjang.

Namun akhirnya ia bertekad untuk mendirikan sekolah gratis itu demi kebaikan.

Pada tahun 2007, berdirilah sekolah SPI dengan angkatan pertama berjumlah 27 siswa.

Jumlah siswa yang berminat semakin banyak tiap tahunnya.

Namun sekolah SPI hanya bisa menampung 80 siswa karena keterbatasan kamar.

SPI merupakan sekolah asrama yang semuanya gratis, termasuk tidur, makan dan lainnya.

0 Komentar