sumedangekspres – Pembongkaran kuburan yang baru 5 hari di TPU Blok Tagelan, Desa Jamblang, Kabupaten Cirebon dilakukan, pada Rabu 3 Agustus 2022.
Pembongkaran kuburan tersebut di Desa Jamblang, Kabupaten Cirebon itu, dilakukan untuk mengotopsi ulang oleh tim forensik dari Rumah Sakit Bayangkara Indramayu. Karena, keluarga ingin mengetahui penyebab kematian korban.
Seperti yang diketahui, pembongkaran kuburan di TPU Blok Tagelan, Jamblang, Kabupaten Cirebon tersebut, dilakukan keluarga setelah 5 hari anggota keluarganya dimakamkan.
Baca Juga:5 Rumah Hangus Terbakar di Belawan, 4 Orang Satu Keluarga TewasPolisi Gagalkan Aksi Tawuran Pelajar SMP dan SMK di Bekasi
Diketahui, identitas korban yang bernama Wahyu Kholifah berumur 21 tahun warga Desa Jamblang. Ia meninggal dunia mengapung di Sungai Jamblang, Desa Jamblang, pada Jumat, 28 Juli 2022.
Awalnya, ada penemuan mayat di Sungai Jamblang. Mulanya, identitas korban tak diketahui. Polisi dan perangkat desa mengumumkan kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk mengecek.
“Saat dicek dari baju, cincin yang dipakai diduga Wahyu. Keluarga cek ke RSD Gunung Jati. Ternyata benar 100 persen itu dia.Sempat ditawarkan untuk otopsi. Cuman, saat itu keluarga korban tidak berkenan. Sabtu Subuh dibawa pulang untuk dikuburkan,” ujar Kepala Desa Jamblang, Yoyon Kristiyanto, kepada Radar Cirebon.
Usai jenazah korban yang yatim piatu tersebut dimakamkan, beberapa hari kemudian tetangga korban dibuat gempar dengan adanya seorang perempuan yang kerasukan.
Perempuan itu, mengaku kerasukan roh Wahyu. Saat kerasukan, perempuan itu ngaku telah dibunuh orang dan dilemparkan ke sungai.
Cerita perempuan yang kerasukan itu menjadi buah bibir tetangga korban. Sampai-sampai, keluarga menjadi ragu dan penasaran dengan penyebab kematian korban. Bahkan, tetangga pun mendukung agar dilakukan otopsi.
“Kejanggalan-kejanggalan yang beredar sih sebetulnya didasari dari ada warga yang katanya ini kerasukan dari roh Wahyu. Kemudian pihak keluarga meminta dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban,” katanya.
Baca Juga:Setelah Bareskrim, Giliran Mabes Polri Kirim Sinyal Ada Tersangka Selain Bharada EliezerBakal Ada Tersangka Lain setelah Bharada Eliezer, Sinyal dari Bareskrim Ini Jelas Banget
Dari permintaan keluarga itu, perangkat desa kemudian koordinasi dengan Polsek Klangenan dan mengajukan permohonan untuk dilakukan otopsi.
Tim Forensik Rumah Sakit Bayangkara Indramayu pun didatangkan. Kuburan korban kemudian dibongkar dan dilakukan otopsi selama empat jam.
Kapolsek Klangenan AKP Ade Subandi membenarkan adanya kegiatan otopsi. “Dipimpin Wakasat Reskrim AKP Riyanto. Otopsi atas permintaan dari keluarga korban,” katanya.(pkl1/adit)