SUMEDANG.JABAREKSPRES.COM – Kasus penularan penyakit demam berdarah di berbagai daerah termasuk wilayah Kabupaten Sumedang menjadi ancaman, terutama pada musim hujan saat ini.
Penularan demam berdarah sendiri terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue. Ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar.
Pemerintah Desa Cileles Kecamatan Jatinangor pun melakukan berbagai antisipasi.
Kesiapsiagaan itu diungkapkan Kepala Desa Cileles, Duduy Abdul Kholik.
Dia berujar, antisipasi yang dilakukan bertujuan supaya warganya tidak ada yang terkena penyakit DBD.
Baca Juga:Kado Terindah Baznas Sumedang di Awal Tahun: Raih Penghargaan Anugerah Baznas Award 2022SMKN 2 Sumedang Jalankan PTMT 50 Persen
“Saya gak mau di Cileles muncul kasus DBD, apalagi sampai banyak (warga) yang kena (DBD),” kata Duduy di ruang kerjanya, belum lama ini.
Duduy menerangkan, edukasi serta sosialiasi mengenai bahayanya penyakit demam berdarah sudah diberitahukan kepada warga, bahkan jauh sebelum memasuki musim hujan.
“Imbauan kemudian edukasi sudah dilakukan, sekarang juga kita masih sering berikan sosialisasi mengenai DBD,” kata Duduy.
Menurutnya, lebih baik direpotkan dengan persiapan atau antisipasi pencegahan biang nyamuk DBD, daripada harus mengatasi banyaknya warga yang sakit karena demam berdarah.
“Bagaimana pun lebih baik mencegah daripada mengobati. Cuman bukan berarti kalau ada warga yang sakit pihak desa diam saja,” imbuh Duduy.
“Kita akan tetap membantu, akan memfasilitasi mengantar ke puskesmas atau rumah sakit. Kita juga akan bantu usahakan cari solusi kalau ada terkendala biaya, karena nyawa itu penting,” paparnya.
Duduy mengaku, wilayahnya belum pernah dilakukan penyemprotan fogging untuk membunuh nyamuk DBD usia dewsa.
Baca Juga:SMK PGRI 1 Sumedang Jalankan PTM 100 PersenPenyekapan Bocah R: Polisi Temukan Identitas Korban
“Karena harus ada syaratnya juga. Tapi kalau alat kita sudah siap. Kita fokus ke pencegahan timbulnya biang nyamuk, bukan membiarkan nyamuk berkembang biak lalu dibasmi,” ucap Duduy.
Duduy menuturkan, fogging hanya dapat membunuh nyamuk DBD usia dewasa, sementara anak nyamuk alias jentik yang hidup dalam air dan berpotensi tumbuh dewasa tidak ikut mati karena fogging.
Maka dari itu, ujar Duduy, warga Desa Cileles diedukasi supaya lebih menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk meminimalisir timbulnya biang nyamuk DBD.