9) Situs Betok
Situs Betok terletak di Kampung Betok, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja. Di situs ini terdapat tiga makam kuno. Pada sudut barat laut terdapat dua makam yang jiratnya menyatu yaitu makam Nanggapati dan Bogapati. Makam itu berorientasi utara – selatan. Kedua tokoh itu dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai perintis pembukaan Kampung Betok.
10) Situs Muhara
Situs Muhara terletak di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja. Di dalam lingkungan itu terdapat makam Eyang Narapati dan Eyang Martapati.Makam Eyang Narapati terletak di sisi barat lahan. Jirat makam berupa tatanan batu berdenah empat persegi panjang. Nisan terbuat dari batu alam (menhir). Makam Eyang Martapati berada di sisi timur makam Eyang Narapati berjarak sekitar 20 meter. Jirat berupa struktur batu berdenah empat persegi panjang, dengan nisan terbuat dari batu alam.
11) Situs Lameta
Situs ini berada di Kampung Lameta, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja. Di situs tersebut terdapat dua makam kuno yang terletak berdampingan, yaitu makam Eyang Dira dan putranya, Eyang Toa, dengan jarak 2,6 m. Menurut cerita rakyat, Eyang Dira dan Eyang Toa adalah penjaga sungai Ciliwung dan Cisadane. Mereka juga dipercaya sebagai pangeran Jayakarta. Katanya, hal yang disebut terakhir berpengaruh pada sejumlah peziarah untuk melakukan usaha di Jakarta.
12) Situs Nangewer
Baca Juga:Sekilas Sejarah Waduk Jatigede SumedangSejarah Alun – Alun Sumedang Hingga Sekarang
Situs ini terletak di Kampung Nangewer, Desa Leuwi hideung , Kecamatan Darmaraja. Situs berada di lingkungan pohon bambu yang sekarang dijadikan pemakaman umum. Pada situs itu terdapat makam Eyang Wangsa Wacana. Makam ini dipagar dengan tembok setinggi 90 cm, yang telah rubuh pada sisi barat dan timurnya. Luas lahan berpagar berukuran 3,5 x 4 meter. Penanda makam berusa nisan terbuat dari batu alam berdiameter 20 cm setinggi 22 cm.
13) Situs Leuwi loa
Situs Leuwi loa berada di Kampung Leuwi loa , Desa Leuwi hideung , Kecamatan Darmaraja. Situs berupa makam kuno yang sekaligus dijadikan pemakaman umum. Makam tersebut berada di tengah-tengah komplek makam, berpagar tembok, berdenah segi empat dengan jirat terbuat dari bata berplester dan nisan terbuat dari batu alam. Di bawah jirat terlihat jejak tatanan batu.