Sumedangekspres-Surili jawa (Presbytis comata) adalah spesies monyet Dunia Lama terancam yang endemik pada sebagian pulau Jawa, Indonesia. Hewan ini menyukai hutan primer dan penghuni pohon (arboreal).
Terdapat dua subspesies surili jawa: Presbytis comata comata yang ditemukan di Jawa Barat dan Presbytis comata fredericae yang menghuni hutan Jawa Tengah.
Keberadaan Lutung Surili ditemukan di Jawa tengah pada lokasi tertentu di hutan pegunungan, yakni di Gunung Sindoro dan Sumbing, Gunung Slamet, Pegunungan Dieng, dan Gunung Merbabu. Berdasarkan ciri morfologinya, tubuh surili mirip dengan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dengan panjang ekor surili 560-720 mm, tetapi kepala surili berbentuk bulat, hidung pesek dan perut besar. Rambutnya runcing dan alisnya bulu kaku ke arah depan. Lutung Surili merupakan spesies primata dari golongan monyet pemakan daun. Distribusi dari habitat Lutung surili tersebar di Ujung Kulon, Ranca Danau, Gunung Halimun, Gunung Gede Pangrango, dan Gunung Tilu.
Baca Juga:Konservasi Itu Penting?Lirik Lagu terbaru ITZY Chesire
Adanya perusakan alam dan habitat akibat kegiatan manusia serta adanya perburuan liar. Menurut data yang tersedia, habitat surili telah menyusut sekitar 96% dari area awal dari 43,273 km² menjadi 1,608 km², hal ini diperkuat oleh penelitian lain yang menyatakan bahwa lutung surili termasuk dalam daftar 25 spesies satwa terancam punah prioritas untuk peningkatan populasi sebesar 10% pada tahun 2015 hingga 2019. Primata ini telah diklasifikasikan sebagai spesies yang sangat terancam (Endangered). Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) tahun 2016 telah menetapkan surili dalam kategori Appendix II.] Upaya peningkatan populasi dibutuhkan dan pemberian perhatian khusus oleh konservasionis kepada surili tersebut dengan berbagai cara sebagai contoh yaitu dengan pendataan dan monitoring populasi, perlindungan spesies, dan pengelolaan habitat.
Lutung surili melakukan aktivitasnya diatas pohon dan beraktivitas pada saat siang hari sedangkan pada saat malam hari mereka istirahat sehingga ia dimasukan kedalam satwa arboreal dan diurnal.
Aktivitas Surili mulai pukul 06.00, surili mencari makan pagi hari yang dilakukan relatif cepat dengan berpindah-pindah di pohon, selain itu mereka juga melakukan aktivitas vokalisasi (morning call) yang akan dilakukan beberapa kali oleh individu jantan dewasa yang memimpin pergerakan mereka. Mereka akan berhenti dan makan ketika menemukan pohon pakan. Selain itu surili juga akan beristirahat selama 2-3 jam hingga tengah hari. Surili terlihat aktif kembali melakukan aktivitas makan ketika sore hari (sekitar pukul 16.00), aktivitas makan akan meningkat terutama menjelang malam hari, saat surili akan istirahat. Aktivitas makan pada saat hari mulai gelap (pukul 18.30) akan menurun ditandai dengan pergerakan yang lambat dari pohon ke pohon lainnya dan bila cuaca sudah gelap surili menghentikan seluruh aktivitasnya.