Asal-Usul Sejarah Danau Maninjau, Ternyata Berawal Dari Kisah Cinta

Asal-Usul Sejarah Danau Maninjau, Ternyata Berawal Dari Kisah Cinta
Asal-Usul Sejarah Danau Maninjau, Ternyata Berawal Dari Kisah Cinta(foto by : Jenny Wardhani)
0 Komentar

sumedangekspres – Asal-Usul Sejarah Danau Maninjau, Ternyata Berawal Dari Kisah Cinta, Asal-Usul Danau Maninjau merupakan suatu cerita yang sangat populer dikalangan masyarakat Minangkabau mengenai asa-usul terbentuknya danau Maninjau.

Cerita Danau Maninjau ini terkenal dengan Legenda Bujang Sembilan.

Asal-Usul Sejarah Danau Maninjau

Danau Maninjauh merupakan sebuah danau vulkanik yang berada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Danau dengan memiliki luas kira-kira sekitar 99,5 km2 dengan kedalaman mencapai 495 meter ini yang dimana danau ini termasuk kedalam sebelas danau terluas di Indonesia dan danau terluas kedua di Sumatera Barat.

Baca Juga:Sejarah Candi Borobudur, Ternyata Beliau Ini Pendiri Candi Borobudur, Selama Ini Baru Sekarang Ketemu Sejarah Danau Toba, Danau Vulkanik Terbesar di Dunia, Ceritanya Menarik Banget dan Banyak Ilmu Didalamnya

Awal kisah disuatu daerah di Sumatera Barata terdapat gunung berapi yang sangat tinggi yang memiliki nama Gunung Tinjau.

Di puncaknya itu ada kawah yang lumayan luas dan di kakinya ada perkampungan. Penduduk di kampung tersebut hidup dengan Makmur dan sejahtera, yak arena mereka ini rajin Bertani.

Tidak hanya itu tanah yang di sekitar gunung Tinjau ini sangat subur ya disebabkan karena selalu menggunakan pupuk alami yaitu pupuk gunung seperti abu gunung.

Terdapat salah satu kampung di kaki Gunung Tinjau ini yang tinggal 10 orang saudara yang terdiri dari Sembilan lelaki dan seorang perempuan.

Penduduk sekitarnya biasa memanggil mereka ini dengan sebutan Bujang Sembilan.

Kesepuluh saudara ini merupakan Kukuban, Kudun, Bayua, Malintang, Galapuang, Balok, Batang, Bayang dan Kaciak.

Sedangkan adik mereka yang bungsu itu bernama Siti Rasani sering di panggil Sani.

Kedua orang tua mereka ini telah lama meninggal, jadi Kukubuan sebagai peran anak sulung menjadi kepala rumah tangga, semua keputusan berada di tanganya.

Baca Juga:PDIP Memimpin Real Count Pemilu DPRD Kabupaten Kota Sumedang 1, Persaingan Ketat Saling Susul Perolehan SuaraGolongan Karya Memimpin Real Count Pemilu DPRD Kabupaten Kota Sumedang 6 TANJUNGSARI, SUKASARI, PAMULIHAN

Kesepuluh bersaudara ini tinggl di suatu rumah peninggalan orang tua mereka itu.

Dalam memenuhi kebutuhan mereka ini menggarap lahan pertanian yang luas sebagai warisan kedua dari orang tua mereka.

Mereka ini sangat pandai dalam Bertani karena dahulunya sering membantu sang ayah dan sang ibu Ketika keduanya masih hidup.

Tidak hanya itu mereka ini diberikan bimbingan oleh paman yang bernama Datuk Limbatang dan sering di panggil Engku.

0 Komentar